Loading

April 1947

Dimana Yayasan Don Bosco mengambil Alih Panti Asuhan di JL. Tidar Surabaya

April 1948

Departemen Pendidikan memberi ijin untuk membuka Kembali Sekolah dan Taman Kanak-kanak

Tidak ada catatan waktu yang pasti

Yang jelas pada tahun 1953, Paroki menyetujui pembangunan SMP. Sekolah miliki Paroki ini diserahkan kepada Serikat Putri Kasih (Yayasan Santa Louisa).

Kejadian di tahun 1947

Tepatnya pada bulan April, Yayasan Don Bosco mengambil alih dari organisasi sosial “Boys Mess” sehingga pada September 1947 jumlah anak menjadi 174. Namun dalam proses pengambilalihan Gedung-Gedung milik yayasan bukanlah hal yang mudah, karena reruntuhan dan Inventaris banyak yang hilang. Bahkan beberapa barang banyak dicuri, ada sedikit Keputusasaan dar Romo direktur yang sudah mencoba untuk memperbaiki namun nampaknya hanya sia-sia belaka. Ditambah lagi Pemerintah menyatakan bahwa Gedung-Gedung tersebut diperlukan untuk menampung para pengungsi dari desa-desa. 8 bulan lamanya diadakan perundingan, atas jasa Tuan v.d Plas, Gubernur Jendaral Jawa Timur, Yayasan memperoleh ijin untuk menempati Kembali.


Kejadian di tahun 1948

Jumlah anak terus meningkat pada tiap tahunnya sehingga tercatat pada tahun 1948 pada akhir juli jumlah anak mencapai angka 236 anak. Pada tanggal 22 Oktober 1947, Departemen Pendidikan memberi ijin untuk membuka Kembali sekolah Don Bosco. Dan dalam bulan April 1948, Taman Kanak-kanak boleh dimulai lagi. Dengan kedatangan Sr. Paula v.d Pol dan Sr. Walburga v.d Mortel pata tanggal 7 Maret 1948 hal menambah tenaga bantuan baru. Tidak berhenti disitu saja berikutnya ada Sr. Ludgera yang mulai membantu Taman Kanak-kanak. Ditahun yang sama Sr. Paula menggantikan Sr. Andreas sebagai pemimpin Don Bosco.


Kejadian di tahun 1953

Antara tahun 1948 sampai dengan 1951 terjadi berbagai perubahan kepengurusan pada Panti. Pada saat sebelum perang, kapel dipergunakan sebagai Gereja Paroki. Jumlah umat terus meningkat, Kiranya perlu untuk membangun Gereja Paroki dengan sebuah sekolah. Lalu pengurus Yayasan menyetujui untuk membangun sebuah sekolah milik paroki di lapangan Panti Karena kurangnya biaya pada saat itu hanya bisa membangun satu kelas, Namun usaha pembangunan tidak berhenti, pembangunan ruangan terus dilanjutkan setiap tahunnya. Sampai lengkaplah 6 ruangan yang dijadikan 6 kelas. Sr. Mayella Savekoul yang menjadi pemimpin. Dan ditahun 1953 sekolah terus berkembang menjadi 3 dengan jumlah murid sekitar 1000 anak. Lalu SMP pun dibagun untuk menampung mereka yang telah lulus SD Sekolah yang awalnya milik Paroki kemudian diserahkan kepada Serikat Putri Kasih ( Yayasan SantaLouisa )